Minggu, 20 Mei 2012

Rumah Dibelah Dua

Rumah Dibelah Dua

Berbagi harta gono-gini antar pasangan yang bercerai adalah hal jamak. Bila harta yang dibagi rumah misal, maka nilai jual ditaksir lalu salah satu pihak diberi uang. Namun yang terjadi di Kambodia tidak demikian.

Ada pasangan suami-istri Kambodia berpisah, namun sang istri akan tetap tinggal di sisi rumah bagian kanan sementara si suami membawa setengah lagi potongan–sesungguhnya–rumah untuk memulai hidup baru di sisi lain desa. Alias, mereka benar-benar membagi atau tepatnya mengergaji rumah mereka menjadi dua.
Tetangga sekitar mengatakan pasangan itu menilai cara radikal tersebut adalah yang wajar dan paling hemat biaya untuk berpisah satu sama lain ketimbang melalui pengacara perceraian yang kadang terlampau mahal.
Vorng Morn, kepala Desa Cheach, berjarak 80 kilometer dari ibu kota Phnom Penh, mengatakan–seperti yang dilansir oleh Telegraph.co.uk, “Kami berusaha membujuk mereka berpikir jernih sebelum melakukan itu, karena mereka telah menikah lebih dari 40 tahun. Namun mereka tidak mendengar,” ungkap Vorng
Saat ditanya lebih lanjut, Vorng menolak menyebutkan nama kedua pasangan, dan apa sebab perceraian itu demi menjaga privasi mereka.
Alasan dibalik perceraian tidak jelas.  Apakah si suami pura-pura sakit parah, ataukah si istri yang kurang perhatian, tergantung pada siapa memihak siapa.
“Si istri mengatakan jika suami jatuh sakit dan tinggal di rumah, ia harus mencari uang untuk membayar pengobatannya. Namun jika si perempuan tinggal di rumah orang tua, ia tidak harus membayar. Itulah mengapa mereka berpisah,” tutur Vorng.
Menyusul percekcokan, teman-teman sang suami membantu memindahkan barang-barang milik istri di sisi lain rumah, sebelum ia membongkar dan mengergaji separuh dari rumah. Pembongkaran konon dilakukan dengan cara super cepat bahkan saudara ipar dan anak mereka pun tidak menyadari.
Hingga si lelaki menyelesaikan konstruksi separuh rumah hasil pernikahannya, ia tinggal bersama rumah orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar