Selasa, 22 Mei 2012

Cara Mengenali Modus Baru Penipuan Berkedok Undian

Berdasarkan laporan yang diterima Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), belakangan ini jumlah penipuan berkedok undian kembali ramai setelah sebelumnya sempat ‘meredup’. Setiap hari, setidaknya ada 5 pengaduan yang diterima YLKI. “Seiring perkembangan teknologi media yang dipakai juga mengalami perubahan,” ujar Sularsi, SH, Legal & Public Complain YLKI. Berdasarkan data. Pelaku tidak pernah kehabisan akal untuk mengelabui korbannya. Setelah via surat dan sms mulai tidak mempan, modus-modus baru mulai dirancang dan dilancarkan. Nah, supaya kita tidak turut menjadi korbannya, mari kita mempelajari modeus baru tersebut: 1. Kupon dalam Bungkus.
  Pelaku memasukkan kupon ke dalam kemasan produk, biasanya sabun mandi, pasta gigi, atau sabun cuci. Kupon berisi tulisan, “Selamat Anda memenangkan sebuah mobil X, silahkan menghubungi, dan seterusnya…” Saat menghubungi nomor telepon yang tercantum, langsung deh, Anda diminta mentransfer ‘uang administrasinya’. Untuk melakukan modus ini, pelaku biasanya membeli produk produk dalam jumlah besar. Setelah membuka kemasannya dan memasukkan kupon, kemasan kembali direkatkan, lalu pelaku meletakkan produk secara diam-diam di rak toko.
2. Pembersih Gratis
menyamar sebagai Sales Promotion Girl (SPG) atau Sales Promotion Man (SPM) yang menawarkan produk pembersih kaca gratis. Jika kita menerimanya, pelaku akan menggiring kita untuk mengisi biodata. Sambil mengisi biodata, kita akan diajak ngobrol tentang pekerjaan, produk elektronik yang dimiliki di rumah, jumlah kartu kredit, dan lainnya –pokoknya mendekati sensus harta. Lalu pelaku mempersilahkan kita mengambil kupon undian. Ketika kupon dibuka, kita dinyatakan menang grandprize sepaket produk rumah tangga berharga belasan juta rupiah. Tapi syaratnya, kita harus beli satu produk di tokok tersebut, boleh memakai uang tuani atau kartu kredit. Sampai disini terdengar adil? Tidak juga. Karena produk yang harus dibeli harganya selangit! Sekilas memang tidak seperti penipuan. Tapi jika diteliti lebih lanjut, harga yang Anda bayarkan untuk satu produk jauh lebih mahal dari total paket granprize yang sebenarnya! Maklum, yang dikasih adalah produk berkualitas (super) rendah. Melaporkan kasus ini agak sulit, karena proses penipuannya sangat rapi, seolah-olah kita membli produk –padahal ditipu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar